Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Ujian Untuk Naik

"TUHAN akan mengangkat engkau menjd kepala dan bukan menjd ekor, engkau akan tetap naik dan bukan turun, apabila engkau mendengarkan perintah TUHAN, Allahmu, yg kusampaikan pada hari ini kaulakukan dgn setia," (Ulangan 28:13)  Ayat di atas mungkin merupakan ayat favorit setiap anak Tuhan. Setiap org ingin mengalami seperti yg dijanjikan Tuhan lewat ayat itu. Sayangnya bnyk org hanya ingin "naik" tetapi lupa bhw utk "naik" selalu ada konsekuensinya.  Kita tahu  bhw utk "naik" punya kaitan erat dgn "berat"? Jika kita naik ke gunung? Semakin dekat puncak, semakin berat perjalanan. Tipisnya oksigen, terjalnya jalan, pengaruh gravitasi membuat perjalanan menuju puncak terasa berat.  Sblm naik kelas akan selalu ada ujian. Tdk ada seorg pun yg naik kelas dgn begitu sj tanpa ujian. Hidup bekerja dgn prinsip spt itu jg. Jika ingin dibawa Tuhan naik, berarti kita hrs siap diuji. Semakin tinggi kita dibawa Tuhan naik, semakin berat ujian yg hrs k

Rumah Iman Yang Kokoh

Manusia dlm kehidupannya selalu dihadapkan dgn tantangan2 yg selalu berubah sesuai dgn kemajuan zaman Dan sbg umat Kristiani, kita dituntut utk siap menghadapi tantangan zaman. Siap menghadapi tantangan zaman, berarti siap di dlm situasi apa pun utk setia dan taat kpd panggilan kita, menjadi berkat yg se-besar2 nya bg sebanyak mungkin org.  Siap menghadapi tantangan zaman, berarti; tantangan demi tantangan boleh dtg menerpa kita, kesulitan demi kesulitan bisa dtg melanda kita, tetapi kita tetap tegar dan kokoh pada panggilan kita  Krn apa? Krn kita punya dasar yg kuat, sama seperti org yg mendirikan rumahnya di atas batu.  Matius 7:24-25 "Setiap org yg mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dgn org yg bijaksana, yg mendirikan rumahnya di atas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tdk rubuh sebab didirikan di atas batu."  Kalau yg menjd dasar dari rumah kita adalah kepentingan kita, kesejahteraan kita,

Persembahan Yang Benar

Gambar
"Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu." (Lukas 21:2)  Dlm memberi persembahan, mana yg lbh penting, kuantitas atau kualitas? Dlm perikop ini, kita melihat Yesus membicarakan bukan hanya kualitas pemberian sang janda, tetapi jg kuantitas pemberiannya.  Jumlah persembahan si janda sebenarnya tak layak utk dibicarakan, hanya dua peser, yg bila kita konversikan ke mata uang Rupiah saat ini kurang lebih Rp. 5.000,- Hal ini tentu saja berbeda dgn cara dunia dlm menilai persembahan, bahkan maaf..., mungkin msh ada grj yg jg menilai dari sisi kuantitas, nominalnya dan siapa pemberinya.  Dan yg lbh menyedihkan lagi, skrg ini, banyak org memberi persembahan hanya sbg pancingan, melempar umpan kecil utk mendapat mangsa besar, mendapatkan tiga puluh kali, enam puluh kali bahkan seratus kali lipat.  Yesus memuji persembahan si janda, dia memberi dari kekurangannya, bahkan dari seluruh nafkahnya (Lukas 21:4). Janda miskin ini ternyata memiliki pem

Apakah Untungnya Kemarahan ?

Gambar
Penulis Rusia yang hebat, Leo Tolstoy, pada suatu hari berjalan jalan, dan merasa kasihan pada seorang pengemis. Maka dia berhenti, dan ingin memberi uang kepada si pengemis. Ketika dia merogoh kantongnya, baru disadarinya dia tidak membawa uang.  Maka dijabatnya tangan si pengemis sambil berkata: "Saudaraku jangan marah, maafkan aku, hari ini aku tidak membawa uang." Si pengemis tiba2 matanya berbinar binar, dengan syukur dan penuh kebahagiaan dia berkata: " Aku tidak mungkin marah, perkataanmu  merupakan penghargaan yang terbesar yang aku pernah rasakan selama ini."  Leo Tolstoy memang tidak memberi uang, tapi dia telah mengembalikan harga diri sorang pengemis yang biasanya selalu di rendahkan masyarakat. Dan nilai kata2 satu kalimat Tolstoy telah memberikan nilai yang jauh lebih besar dari uang yang bisa diberikan kepada pengemis.  Setiap manusia, apapun latar belakangnya, mempunyai kesamaan yang mendasar. Semuanya ingin dipuji, ingin diakui, ingin dihargai, i

Filosofi Jam Dinding

Jam adalah alat penunjuk waktu, sebuah jam banyak macamnya, seperti jam tangan, jam dinding dan lain-lain. Setiap jam pada umumnya terus bergerak berputar dan terus berulang. Jam ibarat saksi bisu perjalanan hidup kita, dari bangun tidur, mandi, sarapan, berangkat kuliah dan seterusnya, sebuah jam telah menjadi saksi dan juga merekam semua kejadian itu dengan rapih, semua aktifitas itu terus berulang seperti hal yang nampak sama, waktu sendiri terus berputar tapi setiap kejadian yang terjadi pada setiap detik itu tidak akan sama lagi. Minggu kemarin, hari kemarin, beberapa jam tadi, beberapa menit yang tadi bahkan beberapa detik yang lalu, tidak akan bisa terulang lagi dengan kejadian yang sama terkecuali karena kebetulan semata. Jarum jam yang terus berputar dan bisa kapan saja mati entah karena rusak ataupun kehabisan baterai, bahkan disaat-saat terakhir baterai jam pun tetap berusaha dan memaksakan kehendak untuk berputar, seperti yang bisa kita lihat sendiri saat jam mulai terli