Persembahan Yang Benar

"Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu." (Lukas 21:2)  Dlm
memberi persembahan, mana yg lbh penting, kuantitas atau kualitas? Dlm perikop ini, kita melihat Yesus membicarakan bukan hanya kualitas pemberian sang janda, tetapi jg kuantitas pemberiannya.  Jumlah persembahan si janda sebenarnya tak layak utk dibicarakan, hanya dua peser, yg bila kita konversikan ke mata uang Rupiah saat ini kurang lebih Rp. 5.000,- Hal ini tentu saja berbeda dgn cara dunia dlm menilai persembahan, bahkan maaf..., mungkin msh ada grj yg jg menilai dari sisi kuantitas, nominalnya dan siapa pemberinya.  Dan yg lbh menyedihkan lagi, skrg ini, banyak org memberi persembahan hanya sbg pancingan, melempar umpan kecil utk mendapat mangsa besar, mendapatkan tiga puluh kali, enam puluh kali bahkan seratus kali lipat.  Yesus memuji persembahan si janda, dia memberi dari kekurangannya, bahkan dari seluruh nafkahnya (Lukas 21:4). Janda miskin ini ternyata memiliki pemahaman ng benar dlm beriman, dia mengakui kedaulatan Allah, percaya akan pemeliharaan Allah, dia hdp dgn rasa syukur. Dia jg menyadari, tdk setiap org percaya akan hidup kaya raya.  Iman janda miskin yg kaya ini sangat komtras dgn kemiskinan iman org yg selalu bernafsu dgn kekayaan. Alkitab berkata; "Sebab jika kamu rela utk memberi, maka pemberianmu akan diterima, kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yg ada padamu, bukan berdasarkan apa yg tdk ada padamu." (2 Korintus 8:12).  Rela memberi berdasarkan apa yg ada pada kita, artinya, kalau memang tdk ada, ya tdk perlu berhutang, kalau bisanya hanya Rp. 1.000, ya beri Rp. 1.000, kalau bisa Rp. 1 juta, ya beri Rp. 1 juta. Beri dgn rela, tanpa sedih atau paksaan, berdasarkan apa yg ada pd kita, tdk perlu lebih dari itu, tetapi juga jgn kurang dari itu.  Persembahan adalah ungkapan syukur kita kpd Tuhan yg telah terlebih dahulu memberikan segala sesuatu kpd kita, terutama memberi hdp kpd kita.  Tuhan memberkati !!;-)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rumah Iman Yang Kokoh

Filosofi Jam Dinding

Apakah Untungnya Kemarahan ?